Senin, 27 Oktober 2008

MEMBANGUN KREATIVITAS DENGAN MENGGAMBAR

Seorang anak kecil sedang asyik menggambar tentang binatang yang pernah dilihatnya di Taman Safari. Tidak beberapa lama sebuah gambar tercipta. Sebuah gambar yang bercitra anak-anak polos dan lugas tanpa terikat oleh pola kewajaran serta logika. Bebas begitu kira-kira kata-kata yang tepat. Bebas bukan berperilaku semaunya tetapi bebas dari bayangan nilai maupun pola yang telah biasa diterapkan secara umum dan menjadi baku dalam bentuk patokan-patokan standart. Dari kebebasan seperti inilah sebuah jiwa menjadi kreatif. Dari kebebasan semacam inilah kita memahami lukisan anak. Jadi kita tidak menilai dengan ukuran yang kita punyai, tidak menilai dengan kacamata kita, melainkan dengan kaca mata batin anak. Begitu uraian Rudy Isbandi dalam bukunya seni lukis anak.
Pada sisi yang lain seringkali kreativitas yang ditampilkan orang tua menjadi boomerang ketika seorang anak menjadi obyek saja. Wees Ipnu Savy atau kak Wees, pendongeng pernah berujar, “aktifitas yang niatnya mulia, yaitu memancing kreatifitas anak, seringkali diterjemahkan sebagai sebuah paksaan. Tanpa sadar kreatifitas yang diharapkan bisa muncul malah terbalik. Anak tak ubahnya robot kecil yang dikendalikan orang tua. Aktivitas yang dilakukannya atas selera orang tua. Sementara si anak tidak bisa menikmati aktifitasnya.
Membangun kreatifitas hendaknya disikapi sesuai dengan porsinya. Mengedepankan nilai yang benar-benar atas nama kreatifitas belaka. Bukan malah membenamkan nilai kreatifitas itu sendiri. Menciptakan anak kreatif mungkin itulah keinginan semua orang tua, tetapi kita harus sadar segala sesuatu dengan kewajaran akan menghasilkan kebahagiaan tiada tara bagi si anak .

Kamis, 23 Oktober 2008

MENANAMKAN SIKAP KREATIF PADA ANAK SEJAK DINI


Sikap kreatif cenderung dilupakan. Kegiatan kreatif sering dianggap menjadi sesuatu yang kurang bermanfaat, buang-buang waktu. Sementara apabila kegiatan itu berkaitan dengan yang berhubungan dengan logika, seperti belajar baca dan berhitung. Menjadi keharusan dalam program yang teratur Anak dituntut tunduk dan patuh.
Sebenarnya kegiatan yang berkaitan dengan kreatifitas (intuisi) dan logika seharusnya dapat berjalan seiring sehingga dapat meciptakan anak yang pintar sekaligus kreatif.
Lalu apakah pengertian kreatifitas itu? Pertama berdasarkan data atau informasi yang ada, mampu menemukan berbagai kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah. Kedua kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan, orosinalitas dalam berfikir, serta kamampuan untuk mengolaborasi (memperkaya mengembangkan,memperinci) gagasan.
Belahan otak kanan seperti apakah? Non verbal, intuisi, holistik, dan imajinatif .
Sikap kreatif akan berdampak positif dalam kegiatan anak. Sikap terbuka pada pengalaman baru, kebebasan bereksplorasi,menghargai fantasi, fleksibel, minat terhadap aktivitas kreatif, percaya pada gagasan sendiri serta keterlibatan diri.
Beberapa tips untuk orang tua agar anak menjadi kreatif adalah (1) ciptakan lingkungan rumah dimana anak merasa aman untuk mengungkapkan pendapat perasaan, dan sikapnya (ada kebebasan), (2) orang tua harus menghormati anak sebagai individu,menghargai keunikan anak (respek), (3) kedekatanemosi yang sedang-sedang saja, (4) hargai prestasi bukan angka (rangking), (5) orang tua harus menjadi model, (6) orang tua menunjang kegiatan anak, (8) orang tua menjadikan anak mandiri dan dapat mengambil keputusan, (9) orang tua sebagai fasilitator, (10) orang tua memberi pujian pada anak dan kurangi hukuman, (11) sering komunikasi dua arah dengan tehnik bertanya agar muncul rasa ingin tahu.

MOBILKU BAGUS YA?


Mengasah kreatifitas sebaiknya dimulai sejak dini, Ada banyak cara yang bisa dilakukan, salah satunya dengan menggambar, Kali ini mobil menjadi obyek untuk dijadikan sasaran kreatifitas anak-anak tercinta.
Pemahaman yang lumayan detail tentang mobil membuat gambar yang diciptakan menjadi menarik. Variasi dan modifikasi yang diciptakan punya daya tarik tersendiri. Seperti mobil karya Dominique Glenn (di samping kiri) yang cukup canggih dengan dilengkapi persenjataan pada bagian depannya. Kemudian Pada bagian pintu digital serta dilengkapi dengan morse-morse tertentu untuk membukanya Glenn menjelaskan. Lain lagi mobil Rendy Wibisono (di bawah), Berjenis bemo dengan roda tiganya. Yang lebih terkesan sebagai mobil petualang sejati, Rendy menuturkan pada bagian atas bisa menyimpan skoci, Asyik dan lucu juga mobilnya, Ya? Richard Nata memilih mobil dengan 3 pasang roda, bagian depan mobil terlihat panjang, Karena itu dilengkapi dengan roda tambahan.
Gian lebih menyukai mobil yang cocok di daerah pegunungan, Di desain jantan sejantan kuda yang lagi berlari di padang rumput. Lalu mobil mungil Futuristik buatan Hugo pantas digunakan diperkotaan. Menarik bukan? Ayo siapa yang mau buat mobil seperti mereka!
Jourdan lebih menyukai ciptakan mobil sport, Kata Jourdan kedua mobilnya bermerek Ford dan BMW. Kalau Juveus Mayo menggemari mobil yang bisa digunakan untuk perang, karena mobilnya dilengkapi senjata yang cukup besar bisa untuk menghancurkan musuh, Ehem……….. Ngeri juga ya!
Kalau yang satu ini beda dengan yang lain, Cristiano G, Anggrek ciptakan mobil pengantin, yang dihiasi dengan bunga- bunga yang Indah, Clyve Widjaya diciptakan mobil yang berfungsi sebagai Mobil transportasi, yaitu taksi Derlan menggambar mobil dengan bentuk klaslk, Cocok digunakan untuk keliling kota dan berlibur di akhir pekan, Atau bagi mereka yang Ingin bernostalgia. Dan Clarence, Dia tidak menyukai gambar mobil berjenis sedan soalnya kalau sedan itu sempit, katanya memberi alasan. Katanya memberi alasan. Lalu Samuel ciptakan mobil sederhana yang nyaman dikendarai. Bagaiman bagus-bagus kan? Kerja keras mereka untuk menuangkan ide kreatifitas patut dihargai seperti apapun hasilnya semua itu kita apresiasi sebogal karya yang luar biasa.(Sketsa Magenta28 April 2006)

MEMAHAMI GAMBAR ANAK

Sebut saja Dani, anak berusia 4 tahun ini lagi sibuk menggambar. Coretan demi coretan hadir spontan. Kecemasan mamanya muncul ketika ia tak kunjung dapat menggambar seperti yang diharapkan. Dari ilustrasi di atas, bisa jadi disebabkan ketidakpahaman orang tua terhadap tahap perkembangan gambar anak. Lowefeld membagi tahap perkembangan gambar anak menurut umur.
1. Periode coreng moreng (2 - 4 tahun), aktifitas motorik yang terwujud dalam goresan tebal tipis dengan arah yang belum terkendali dan warna tidak begitu penting. Ada tiga tahap coreng moreng; pertama coreng tak beraturan, bentuk sembarang, mencoreng tanpa melihat kertas belum dapat membuat lingkaran dan bersemangat. Kedua corengan terkendali, menemukan kendali visual terhadap coretan yang dibuatnya. Terdapat perkembangan koordinasi antara perkembangan visual dan motorik serta bersemangat, ketiga coretan bernama, bentuk semakin bervariasi mulai memberi nama pada hasil coretan, membutuhkan waktu banyak dan warna mulai diperhatikan.
2. Periode pra bagan (4-7), anak mulai menggambar bentuk -bentuk yang berhubungan dengan dunia sekitarnya. Pada mulanya bentuk sulit untuk dikenali, semakin lama bisa dikenali, misalnya manusia, rumah dan pohon, perhatian lebih tertuju pada hubungan antara gambar dengan obyek dari pada warna dan obyek. Obyek yang digambar tidak ada hubungan dengan obyek yang lain.
3. Periode bagan (7-9 tahun); anak mulai menggambar obyek yang satu dengan yang lain saling berhubungan. Konsep ruang mulai nampak dengan adanya pengaturan atau hubungan antara obyek dan ruang. Adanya garis dasar tempat obyek dan benda berdiri. Menggambar oyek tegak lurus pada garis dasar meskipun obyek nampak terbalik. Muncul gejala sinar X atau tembus pandang.
4. Periode awal realisme (9-12 tahun), anak mulai memperhatikan detail, hilangnya foldingover/benda tegak lurus pada garis dasar dan hilangnya sinar X. mulai membedakan karakter laki-laki dan perempuan. Karakter warna mulai diperhatikan, tapi belum bisa menampilkan gelap terang.
5. Periode naturalistic semu (12 sampai 14 tahun), anak menggambar bukan apa yang diketahui tetapi apa yang dilihat. Sadar secara kritik terhadap kesadaran gambarya, mulai munculkesan ruang.
6. Periode pengambilan keputusan 14 sampai 17 tahun), anak bersifat kritis terhadap diri sendiri, introspektif, idealistic dan memikirkan hubungan dirinya dengan masyarakat. Dengan mengetahui periodesasi tersebut semoga dapat memahami bagaimana menggambar.

BILA KREATIFITAS ANAK TIDAK MENJADI PILIHAN


Seorang teman guru tiba-tiba tidak PeDe untuk membacakan pengumuman lomba gambar dan mewarna dalam open house di SD dan TK Khadijah Pandegiling. Dia teringat pada seorang yang mendaftarkan anaknya ikut lomba mewarnai. Katanya, orang tua tadi berharap sekali anaknya menjadi pemenang, tentu dengan bahasa yang cukup bikin keder bagi yang tak pernah mengalaminya. Termasuk teman saya tadi. Lalu dia juga menanyakan tetek bengek yang berhubungan dengan lomba.Bagi saya hal semacam itu bukan kali pertama dialami. Ada banyak peristiwa yang tentu beragam masalah dihadapi. Ada yang mau memahami keputusan juri, untuk lomba di open house beberpa waktu yang lalu keputusan juri dapat diterima meski ada yang merasa kecewa atas kekalahan anaknya. Menang kalah itu biasa, harus dihadapi lebih bijak, sebab juri punya kriteria sendiri dalam penjurian. Ide, kreatifitas, karakter goresan, estetika dapat muncul bukan karena kualitas krayon atau pastel saja namun lebih pada kemampuan anak dalam menggunakannya. Orang tua lupa kalau menggambar bila keindahannya tak melulu dilogikan saja. Keindahan bisa ada karena kejujuran karya, mewarna tak ratapun dapat kelihata indah bila unsur garis, warna, bidang mungkin juga tekstur mewakili nilai keindahan. Pada kesempatan lain ada juga orang tua peserta yang menghubungi lewat telpon protes karena anaknya juara harapan saja sambil menggerutu tidak puas.
Dan saya pernah dapat cerita dari orang tua siswa, pada sebuah lomba yang diadakan disebuah FO di Sidoarjo. Ketika panitia mengumumkan lomba ternyata ada orang tua peserta yang tidak terima dengan keputusan juri, orang itu protes atas keputusan juri, dia ngomong ngotot dan keras sampai menjadi pusat perhatian, mengapa gambar anaknya yang bagus dan juara sudah ratusan kali bisa kalah. Kertas hasil lombapun dia mau minta kembali. Sungguh kejadian ini sudah keluar dari niat baik diadakan lomba untuk menumbuhkan kreatifitas anak.
Memang harus dipahami beragam peserta dengan beragam ambisi dari orang tua. Yang lebih parah ketika anak setiap melakukan gambar atau mewarnai selalu menoleh ke arah orang tua untuk melaksanakan istruksi darinya mewarna apa selanjutnya. Belum lagi ketika si anak keliru menjalankan instruksi dari orang tua, si anak jadi bahan amarah orang tua. Kita semua pasti pernah menjumpai hal seperti ini. Ambisi yang berlebihan dari orang tua menjadikan pendidikan seni lukis anak berjalan “tidak sehat”. Lebih parah lagi ketika lomba sang guru gambar juga memaksa muridnya memberikan instruksi saat anak didiknya mengikuti lomba. Anak sekedar menjadi alat saja tanpa dapat berekspresi dan menyalurkan ide-ide kreatifnya. Anak akan mewarna atau menggambar dalam tekanan. Dan ini menghambat proses kreatif dari sang anak. Sebenarnya kegiatan menggambar ini besar hubungannya dengan bakat seseorang, apabila memiliki bakat yang cukup akan berkembang bakat itu dengan bimbingan guru atau orang tuanya. Bakat yang tak terlalu besar juga bisa berkembang dengan latihan yang terus menerus dari anak. Lalu kalau tidak ada bakat? Yang kita harapkan anak menjadi lebih kreatif dapat merubah dari tidak bisa menjadi bisa menggambar. Bagi anak yang berbakat orang tua tidak perlu khawatir sebab anak akan berkembang dengan baik bila kita mengarahkannya dengan benar. Dan lomba bukan faktor utama bagi perkembangan mereka. Sebab lomba bukan jaminan selalu memberikan anak untuk menjadi kreatif. Lomba memberikan kriteria tertentu. Semoga kreatifitas menjadi pilihan utama bagi orang tua pada kesempatan yang lain.

MENGASAH DENGAN SKETSA
Unsur garis merupakan unsur utama dalam penciptaan sketsa, kekuatan garis menjadi sebuah nilai estetis dan kreatif. Pengertian sketsa sendiri adalah suatu denah atau rancangan gambar atau gambar yang dapat berdiri sendiri menjadi sebuah karya seni murni yang utuh yang dapat disejajarkan dengan karya lukis yang penuh warna. Hitam putih atau warna merupakan karya seni yang mewakili ekspresi dan kreativitas dari individu.
Bila mengamati proses pedidikan seni rupa yang berlangsung di lembaga pendidikan, sketsa menjadi sebuah dasar dalam menggambar. Sketsa melatih spontanitas, kepekaan menangkap obyek, kelenturan goresan akan terus terasah dengan sketsa sesuai dengan gaya pribadi masing-masing individu.
Tidak terkecuali pada anak-anak, sering dijumpai anak-anak yang memiliki kemampuan dalam menciptakan gambar (sketsa) dengan ide-ide yang luar biasa dan mereka mewarnai dengan caranya sendiri, karyanya dinamis, goresan menyiratkan nilai seni yang mungkin terabaikan oleh banyak orang karena tidak mengesankan karya yang rapi dan teratur. Seringkali mereka terpinggirkan dalam kancah perlombaan yang menginginkan keteraturan bentuk dan warna. Sehingga perlombaan sering melahirkan karya yang seragam, tidak menyiratkan karya anak-anak yang jujur.
Dengan kemampuan yang sesuai dengan usianya ketika anak lagi asik membuat sketsa seringkali orang tua mencari pembenaran sendiri tentang hasil karya anak. Yang tidak anatomislah, gambarnya tidak masuk akallah, padahal dari kesederhanaan bentuk itu, kreativitas terus berjalan pada sebuah cerita yang akan selalu memperolehnya selalu memperolehnya dari apa yang ada di sekitarnya. Lingkungan rumah, televisi, apa yang pernah dijumpai, tokoh idola atau kemungkinan-kemungkinan yang lain yang terkadang muncul begitu saja. Kesenangan pada sebuah tema (misalnya ultraman) akan melahirkan banyak karya dan sudah pasti dapat melatihnya untuk semakin mahir membuat atau menggambar.
Jangan pernah bosan untuk menggambar sketsa, galilah terus potensi yang ada pada anak kita, beri kesempatan untuk terus berkarya sehingga menjadi pribadi yang mandiri, memili karakter dan kreatif dalam hidup. Sebab hidup ini adalah milik orang yang kreatif dalam menghadapi segala persoalan.

SELAMAT CICHA


Siang itu Papanya Florentina Tamariska Wijaya (12 tahun) menerima telepon dari staf kementerian Perumahan Rakyat. Ternyata sebuah kabar yang sangat membanggakan, florentina yang biasa dipanggil Chicha menjadi juara nominasi 4 lomba lukis hari habitat Dunia 2007 dengan tema “rumah dan lingkungan impianku” yang diadakan kementerian Perumahan Rakyat Indonesia. Dan dia harus berangkat ke Jakarta untuk menerima penghargaan dari bapak Menteri Yusuf Asy'ari. Segala akomodasi ditanggung oleh pihak kementerian. Dia menjadi satu-satunya pemenang dari Surabaya. Sebuah medali dan uang tunai berhasil diraihnya. Hebat ya! Pada kesempatan yang lain mungkin gilirannya kalian yang mendapatkan prestasi itu! Selamat buat Chicha atas prestasinya, saat ini dia sekolah di SDK ST. Carolus kelas 6.
Chicha berhasil Menjadi 24 terbaik dari ketegori TK, SD dan SMP, menyisihkan 2524 karya lukis yang masuk ke meja panitia. Seleksi yang sangat ketat dari dewan juri dan melalui beberapa tahap. Dewan juri memilih pemenang berdasarkan karakter bagaimana anak menggambar. Berikut potongan berita yang kami ambil dari keputusan dewan juri dari wibsite resmi kementerian Perumahan Rakyat. Berbeda dengan lomba lukis yang sering diadakan oleh kelompok tertentu di lingkungan perumahan atau di pusat perbelanjaan tingkat lokal, dimana peserta langsung praktek melukis di tempat penyelenggaraan. Lomba Lukis Anak dan Remaja bersifat nasional, dimana karya lukis dikirimkan via pos. Karena itu penjurian lebih fokus pada kreativitas anak dalam menuangkan imajinasinya, teknik-teknik yang digunakan serta komposisi warna. Komposisi warna yang dimaksud ialah melukis dengan bebas dan tidak ikut-ikutan atau latah seperti layaknya lomba mewarnai gambar dengan menggoreskan warna-warni cemerlang yang saat ini sedang membanjiri dunia seni rupa anak-anak kita, terutama perlombaan di kota-kota besar..Selain itu ada hal yang paling mendasar dalam penentukan penilaian sebuah karya seni yakni Kejujuran. Dalam kaitan ini Kejujuran melukis adalah bersifat sportif dalam penciptaan sebuah karya yakni lukisan asli hasil karya yang dibuat oleh peserta sendiri tanpa coretan pihak lain atau campur tangan orang tua maupun pembimbing. Memilih karya yang asli dan yang direkayasa memang tidak mudah,namun salah satu upaya menilai hasil karya yang otentik dapat dilihat dari konsistensi goresan tangan peserta pada tingkat usia dan juga tercermin dari hasil akhir kesempurnaan sebuah karya. Itulah sebabnya penilaian lomba lukis kali ini selain menitikberatkan pada kreativitas dan komposisi warna, juga menilai kemurnian hasil karya.
Dari potongan berita diatas, jelas bahwa anak-anak memiliki dunia tersendiri, kejujuran yang seharusnya menjadi harta yang tak ternilai kadang harus direnggut oleh ambisi sesaat. Saat mereka Dipaksa mewarna dan menggambar bukan semata-mata atas dasar kejujuran anak. KadangKala Orang tua, pembimbing terlalu masuk jauh ke wilayah mereka sehingga pada akhirnya Anak-anak tidak memiliki kreatifitas yang apa adanya, polos, goresan yang unik dan yang pasti imajinatif.

Penyeragaman warna dan bentuk menyebabkan genre seni lukis anak menjadi terkikis.

Selama perjalanan di jakarta chicha punya catatan tersendiri. Berikut catatannya:
08.00: Berangkat dari stasiun Gubeng menggunakan kereta Ekskutif menuju Jakarta. Selama perjalanan keretanya taksi aku menuju penginapan yang disediakan panitia yaitu di PKBI.
10.00: Selama di penginapan santai-santai saja. Bertemu dengan juara-juara dari daerah-daerah lain. Senang banget.
12.30: Makan siang menyantap nasi Padang di sekitar penginapan.
13.00: Istirahat bobok siang.
18.30: Setelah malam seluruh juara sejumlah 24 orang ditemani orang tua atau yang mewakili, namun minus 1 orang dari Bali karena ada sesuatu hal nggak bisa datang ke Jakarta. Aku sendiri ditemani nenekku soalnya orang tuaku ada keperluan lain.
20.30: Sambil nonton TV sebentar kemudian aku terlelap. Keesokannya...
07.00: Aku bergegas mandi pagi,menyiapkan diri untuk menuju gedung kementerian perumahan rakyat. Wah disitu nanti aku akan bertemu secara langsung dengan BapakYusuf Asy'ari Sebagai Menteri Perumahan Rakyat.
08.00. Dijemput bis mini dari panitia bisnya memang kecil jadi kami harus mepet-mepet. Tapi bisnya enak bersih dan berAC. Kamipun menuju ke lokasi.
09.15: Kami sampai di sebuah gedung berlantai 6. Ya, gedung Kementerian Perumahan Rakyat. Acaranya sendiri nanti berlangsung di lantai 3.
09.30: Sesampai di lobby, ternyata sebagian karya peserta lomba di pamerkan di sana. Bagus-bagus lho! Karya lukisku juga Aku melukis bersama sebagai pembuktian kalau lukisan kami benar-benar lukisan kami sendiri.
10.00: Naik ke lantai 3 karena acara penyerahan hadiah yang dihadiri Menteri Perumahan Rakyat Bapak Yusuf Asy'ari akan dimulai. Acara berlangsung santai.
10.25: Senang banget karena namaku dipanggil untuk menerima penghargaan.
10.45: Menandai acara pameran Bapak menteri membuat goresan pada sebuah kanvas, disusul oleh yang lainnya.
11.00: Menikmati indahya karya lukis dari para peserta secara resmi.
12.05: Tiba saatnya makan siang. Bersama yang lain aku menikmati hidangan yang disediakan panitia.
12.45: Acara selesai aku kembali ke penginapan.
13.00: Sambil menunggu kereta berangkat sore hari ke Surabaya. Akhirnya jatuh pilihan untuk menghabiskan waktu pergi ke Monas.
17.00: Stasiun Gambir, aku dan nenek menuju Surabaya. Selamat tinggal Jakarta!

GORESAN TEGAS WINSTON



Juara 3 lomba gambar “Berani Kotor itu Baik di Alfamart”

Yuk …. Kenalan dengan teman kita yang kecil tapi hebat. Dia punya nama C. Winston Setia Putra. Beberapa waktu yang lalu, penggemar nasi padang dan nasi bebek ini berhasil meraih juara 3 dalam lomba menggambar yang diadakan oleh Alfamart yang bekerjasama dengan Rinso. Lomba ini diadakan di cabang alfamart di seluruh Indonesia, ini merupakan prestasi yang membanggakan. Dari sekian banyak peserta, ternyata kesempatan untuk meraih juara dimiliki oleh Winston. Keyboard sebagai hadiah dari prestasinya, cukup membahagiakannya.
Saat ini Winston sekolah di St. Clara Surabaya. Dia baru naik kelas 5. Kalau ditanya hobi, dia punya hobi mancing dan yang pasti menggambar.
Kali ini Sketsa-sketsa Winston hadir menemani kalian. Goresan yang tegas dan kepekaannya dalam menangkap obyek dapat menghadirkan gambar yang bagus. Ketika iklan Ekstrajoss yang dibintangi C. Ronaldo dengan background Bali dan tari kecaknya diputar terus menerus di televisi. Momen tari kecak itulah memberinya inspirasi untuk di ungkapkan dalam bentuk gambar melalui pengamatan
nya.
Lalu ketika dunia hiburan sedang dilanda Superman Mania, diekspresikannya dalam bentuk gambar dengan tanpa mencontoh, kepekaan dalam menangkap obyek merupakan kelebihan tersendiri. Semoga Winston terus menjaga dan mengembangkan kemampuannya. Kelebihan tidak ada gunanya bila tidak diasah terus-menerus. Selamat Wins!

catatan seni lukis anak 2008 © Blog Design 'Felicidade' por EMPORIUM DIGITAL 2008

Back to TOP